Pengertian Respon

Respon adalah istilah yang digunakan oleh psikologi untuk menamakan reaksi terhadap rangsang yang diterima oleh panca indera. Respon biasanya diwujudkan dalam bentuk perilaku yang dimunculkan setelah dilakukan perangsangan.

Teori Behaviorisme menggunakan istilah respon yang dipasangkan dengan rangsangan dalam menjelaskan proses terbentuknya perilaku. Respon adalah perilaku yang muncul dikarenakan adanya rangsang dari lingkungan. Jika rangsangan dan respon dipasangkan atau dikondisikan, maka akan membentuk tingkah laku baru terhadap rangsang yang dikondisikan.

Menurut the great encyclopedic dictionary  pengertian respon adalah menjawab, membalas, menyambut, menanggapi dan mengadakan reaksi. Respon ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan yaitu berfikir, berpendapat, bersikap) maupun bersifat aktif yaitu melalui tindakan.

Respon yang berasal dari kata response memiliki pengertian sebagai jawaban, balasan atau tanggapan (reaction). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga dijelaskan definisi respon  adalah berupa tanggapan, reaksi, dan jawaban. Dalam pembahasan teori respon tidak terlepas dari pembahasan proses komunikasi, karena respon  merupakan timbal balik dari apa yang dikomunikasikan terhadap orang-orang yang terlibat dalam proses komunikasi tersebut.

Respon
Respon atau tanggapan akan timbul setelah seseorang atau sekelompok orang terlebih dahulu merasakan kehadiran suatu obyek. Dan dilaksanakan maka akan menginterprestasikan obyek yang dirasakan tadi. Berarti dalam hal ini, respon pada dasarnya merupakan proses pemahaman terhadap apa yang terjadi di lingkungan orang yang sedang menanggapi atau memberikan respon antara lingkungan dengan manusia dan tingkah lakunya adalah hubungan timbal balik, saling terkait dan saling mempengaruhi.

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Steven M. Caffe respon dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
a.  Kognitif, yaitu respon yang berkaitan erat dengan pengetahuan keterampilan dan informasi seseorang mengenai sesuatu. Respon ini timbul apabila adanya perubahan terhadap yang dipahami atau dipersepsi oleh khalayak.
b.  Afektif, yaitu respon yang berhubungan dengan emosi, sikap dan menilai seseorang terhadap sesuatu. Respon ini timbul apabila ada perubahan yang disenangi oleh khalayak terhadap sesuatu.
c.  Konatif, yaitu respon yang berhubungan dengan prilaku nyata yang meliputi tindakan

Secara umum, terdapat 3 faktor yang mempengaruhi respon seseorang, yaitu:

  1. Diri orang yang bersangkutan apalagi seseorang melihat dan berusaha memberikan interprestasi tentang apayang dilihatnya itu, ia dipengaruhi oleh karakteristik individual yang turut terpengaruh seperti sikap, motif, kepentingan, melihat penyaluran dan harapannya.
  2. Sasaran respon tersebut, sasaran itu berupa orang benda, atau peristiwa. Sifat-sifat sasaran itu biasanya berpengaruh terhadap respon orang yang melihatnya. Dengan kata lain, gerakan, suara, ukuran, tindak-tanduk dan ciri-ciri lain dari sasaran respon turut menentukan cara pandang orang.
  3. Faktor situasi, respon dapat dilihat secara karteksual yang berarti dalam situasi mana respon itu timbul perlu pula mendapat perhatian. Situasi merupakan faktor yang turut berperan dalam pembentukan atau tanggapan seseorang.


Menurut Scheerer, Respon adalah proses pengorganisasian rangsang. Rangsang-rangsang proksimal yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga terjadi representasi fenomenal dari rangsang-rangsang proksimal itu. Proses inilah yang disebut respon. Menurut Hunt orang dewasa telah mempunyai sejumlah besar unit untuk memproses informasi-informasi. Unit-unit ini dibuat khusus untuk menangani representasi fenomenal dari keadaan diluar yang ada dalam diri seorang individu. Lingkungan internal ini dapat digunakan untuk memperkirakan peristiwa-peristiwa yang terjadi diluar. Proses yang berlangsung secara rutin inilah yang oleh Hunt dinamakan respon.

Menurut Daryl Beun dalam Wirawan, respon dapat diartikan menjadi tingkah laku balas atau sikap yang telah berwujud, baik itu pra-pemahaman yang mendetail, penilaian, pengaruh atau penolakan, suka atau tidak suka serta pemanfaatan pada suatu fenomena tertentu. Oleh sebab itu, maka dapat disimpulkan bahwa respon akan menghasilkan perubahan sikap. Sikap yang muncul dapat menjadi positif yang cenderung menyenangi, mendekati, dan mengharapkan suatu objek serta dapat pula menjadi negatif. Seseorang disebut memiliki respon negatif apabila informasi yang didengar atau perubahan terhadap suatu objek tidak mempengaruhi tindakannya kemudian malah menghindar dan membenci objek tertentu tersebut.

Terdapat 4 asumsi dasar untuk menerangkan sikap:

  1. Setiap tingkah laku, baik yang verbal maupun sosial adalah suatu hal yang bebas dan berdiri sendiri, bukan merupakan refleksi sikap, sistem kepercayaan, dorongan, kehendak ataupun keadaan-keadaan tersembunyi lainnya dalam diri individu.
  2. Rangsang dan tingkah laku balas adalah konsep-konsep dasar untuk menerangkan suatu gejala tingkah laku.
  3. Prinsip-prinsip hubungan rangsang-balas sebetulnya hanya sedikit. Ia nampak sangat bervariasi karena bervariasinya lingkungan dimana hubungan rangsang balas itu berlaku.
  4. Dalam analisa tingkah laku itu dapat merupakan timbal balik yang bersifat fisiologik maupun konseptual.


Terdapat dua jenis variabel yang mempengaruhi respon yaitu:

  1. Variabel struktur yakni faktor-faktor yang terkandung dalam rangsangan fisik
  2. Variabel fungsional yakni faktor-faktor yang terdapat dalam diri si pengamat, misalnya kebutuhan suasana hati, pengalaman masa lalu.


Respon atau tanggapan juga berarti kesan-kesan yang dialami jika perangsang sudah tidak ada. Jadi, jika proses pengamatan sudah berhenti, dan hanya tinggal kesan-kesannya saja, peristiwa sedemikian ini disebut tanggapan. Defenisi tanggapan ialah gambaran ingatan dari pengamatan. Dalam hal ini, untuk mengetahui respon suatu kelompok atau masyarakat maka dapat dilihat melalui persepsi, sikap dan partisipasi masyarakat.

0 Response to "Pengertian Respon "

Posting Komentar