Definisi Motivasi

Definisi Motivasi  - Motivasi berasal dari kata motif yang berarti “segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu”. dalam bahasa Inggris kata motivasi adalah berasal dari kata “motivation” yang berarti “daya batin atau dorongan”. Istilah motivasi berasal dari kata “Motif”  yang diartikan segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu guna mencapai tujuan tertentu.  Motivasi juga dikatakan sebagai keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan.

Secara  etimologi  kata motivasi berasal dari bahasa Inggris,  „to motive‟, to provide‟, yang artinya memberi alasan untuk berbuat sesuatu dengan tujuan. Secara terminologi motivasi diartikan sebagai suatu persiapan untuk menunjang terwujudnya perbuatan sadar untuk mencapai tujuan tertentu.

Jadi dapat dikatakan bahwa motivasi adalah kuatnya dorongan (dari dalam diri) yang membangkitkan semangat pada  makhluk hidup, dan kemudian dalam hal itu menciptakan adanya tingkah laku dan mengarahkan pada suatu tujuan atau tujuan-tujuan tertentu pula.

Dari beberapa pengertian tentang motivasi yang ada maka dapat diambil kesimpulan bahwa secara harfiah motivasi berarti dorongan, alasan, kehendak atau kemauan, sedangkan secara istilah motivasi adalah daya penggerak kekuatan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu dan memberikan arah dalam mencapai tujuan, baik yang didorong atau dirangsang dari luar maupun dari dalam dirinya.

Pengertian seperti di atas didasarkan pada suatu pemikiran bahwa manusia berbuat  mungkin  karena faktor-faktor dari luar dirinya atau karena faktor-faktor yang berasal dari dalam diri manusia itu sendiri. Perbuatan-perbuatan itu mungkin juga terjadi karena gabungan kedua faktor tersebut. Faktor dari dalam disebut “motivasi” dan faktor dari luar lebih dikenal dengan istilah “stimulus”.

Dalam konteks tingkah laku, dorongan atau motivasi datang dari kita  sendiri. Orang lain mungkin dapat memberikan ilham, pengaruh, ataupun memerintah kita melakukan sesuatu, namun apa yang menjadi motivasi adalah diri kita sendiri yang menentukan nya. Motivasi yang datang dari diri sendiri, membangkitkan kegairahan, energi, serta kemauan untuk membuat perubahan menuju perbaikan kualitas diri.

Menurut M. Usman Najati, yang dikutip Abdul Rahman Shaleh Motivasi adalah kekuatan penggerak yang membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup, dan menghasilkan tingkah laku serta mengarahkannya menuju tujuan tertentu. Dengan begitu motivasi memiliki tiga komponen pokok, yaitu:
1.  Menggerakkan, dalam hal ini motivasi menimbulkan kekuatan pada individu, membawa seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya kekuatan dalam hal ingatan, respon-respon efektif, dan kecenderungan mendapatkan kesenangan.
2.  Mengarahkan, berarti motivasi mengarahkan tingkah laku. Dengan demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan.
3.  Menopang, Artinya motivasi digunakan untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan individu.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi seseorang timbul karena  adanya  kebutuhan, sehingga keseimbangan dalam jiwa seseorang terganggu, dan untuk menyeimbangkan kembali diperlukan suatu hal yang harus dilakukan, dan aktifitas tersebut dilatarbelakangi oleh motif-motif tertentu dalam rangka untuk memenuhi kebutuhannya itu baik fisik ataupun psikologis.

Dalam perumusan mengenai tingkah laku bermotivasi tersebut dapat diketahui unsur-unsurnya yaitu kebutuhan yang merupakan dasar dari adanya motif, kemudian diwujudkan dalam tingkah laku atau aktifitas dan diarahkan untuk mencapai tujuan, yang mana hal tersebut dilakukan berulang ulang atau sesering mungkin apabila hal tersebut memuaskan.
Definisi Motivasi

Teori-teori Motivasi
Adapun teori-teori motivasi di deskripsikan secara rinci sebagai berikut :
1.  Teori Hedonisme
Hedonisme adalah bahasa Yunani yang berarti kesukaan, kesenangan, atau kenikmatan. Hedonisme adalah suatu aliran  filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan yang bersifat duniawi.

Implikasi dari teori ini adalah adanya anggapan bahwa semua orang akan cenderung menghindari hal-hal yang sulit dan menyusahkan atau yang mengandung resiko yang berat, dan lebih suka melakukan sesuatu yang mendatangkan kesenangan baginya.

Oleh karenanya, setiap menghadapi persoalan yang perlu pemecahan, manusia cenderung memilih alternatif pemecahan yang dapat mendatangkan kesenangan dari pada yang mengakibatkan kesukaran, kesulitan, dan penderitaan.

Begitu juga dalam hal keberagaman misalnya seorang anak mau menjalankan aktivitas keberagamaannya karena mengharapkan hadiah dari orang tuanya dan takut pada hukuman yang akan diberikan orang tuanya kalau tidak menjalankannya.

2.  Teori Naluri (Psikoanalisis)
Teori naluri merupakan bagian terpenting dari pandangan mekanisme terhadap manusia. Naluri merupakan suatu kekuatan biologis bawaan, yang mempengaruhi anggota tubuh untuk berlaku dengan cara tertentu dalam keadaan tepat. Sehingga semua pemikiran dan perilaku manusia merupakan hasil dari naluri yang diwariskan dan tidak ada hubungannya dengan akal.

Pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu pokok yang dalam hal ini disebut juga naluri yaitu:
-  Dorongan nafsu (naluri) mempertahankan diri
-  Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan diri
-  Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan dan mempertahankan jenis

Dengan dimilikinya ketiga naluri pokok itu, maka kebiasaan-kebiasaan ataupun tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia yang diperbuatnya sehari-hari mendapat dorongan atau digerakkan oleh ketiga naluri tersebut, menurut teori ini untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana yang akan dituju dan perlu dikembangkan.

3.  Teori reaksi yang Dipelajari
Teori ini berdasarkan apa yang dipelajari dari kebudayaan di tempat orang itu hidup. Orang belajar paling banyak dari lingkungan kebudayaan di tempat ia hidup dan dibesarkan. Oleh karena itu, teori ini disebut teori lingkungan kebudayaan.

Menurut teori ini apabila seorang pimpinan atau pendidik akan memotivasi anak buahnya atau anak didiknya maka dia harus benar-benar mengetahui latar belakang kehidupan anak buahnya atau anak didiknya tersebut.

4.  Adanya Teori Pendorong (Drive Theory)
Teori ini merupakan perpaduan antara “Teori Naluri” dengan “teori reaksi yang dipelajari”. Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya sesuatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum. Misalnya, suatu daya pendorong pada lawan jenis semua orang dalam semua kebudayaan mempunyai daya pendorong pada lawan jenis. Namun, cara-cara yang digunakan berlain-lainan bagi tiap individu, menurut latar belakang dan kebudayaan masing-masing.

5.  Teori Kebutuhan
Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakekatnya adalah memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis.

Menurut Maslow, manusia memiliki lima tingkat kebutuhan yaitu kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan dasar yang bersifat primer dan vital, menyangkut fungsi-fungsi biologis, seperti kebutuhan akan pangan, sandang dan papan, kesehatan:
a.  Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (safety  and  security).  Seperti perlindungan dari bahaya dan ancaman, penyakit, perang, kelaparan, dan perlakuan tidak adil.
b.  Kebutuhan sosial, yang meliputi antara lain kebutuhan akan dicintai, diperhitungkan sebagai anggota kelompok, rasa setia kawan dan kerja sama.
c.  Kebutuhan akan penghargaan, termasuk kebutuhan dihargai karena prestasi, kemampuan, status pangkat.
d.  Kebutuhan aktualisasi diri, seperti antara lain kebutuhan mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki, mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki, mengembangkan diri secara maksimum, kreativitas dan ekspresi diri.

Kadang-kadang “kebutuhan” dan “dorongan” digunakan secara bergantian, namun “kebutuhan” lebih sering mengacu keadaan fisiologis, dari hilangnya jaringan-jaringan. Dan “dorongan” mengacu pada kebutuhan psikologis dari suatu kebutuhan.

Macam-macam Motivasi
Banyak pendapat mengenai klasifikasi motivasi, beberapa yang terkenal adalah yang dikemukakan oleh Woodworth dan Marquis yang dikutip oleh Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab menggolongkan motivasi menjadi tiga macam, yaitu:
1.  Kebutuhan-kebutuhan Organis, yaitu motivasi yang berkaitan dengan kebutuhan dengan dalam, seperti : makan, minum, kebutuhan bergerak, tidur dsb.
2.  Motivasi Darurat yang mencakup dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, dorongan untuk berusaha dan sebagainya. Dalam hal ini motivasi timbul atas keinginan seseorang, tetapi karena perangsang dari seseorang.
3.  Motivasi Obyektif, yaitu motivasi yang diarahkan kepada obyek atau tujuan tertentu disekitar kita, motif ini mencakup kebutuhan ber eksplorasi, manipulasi, menaruh minat. Motivasi ini timbul karena dorongan untuk menghadapi dunia secara efektif.

Selain klasifikasi motivasi diatas ada psikolog yaitu Winkel W.S. yang membagi motivasi menjadi dua :
1.  Motivasi Intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang itu sendiri tanpa dirangsang dari luar. Missal : orang yang gemar membaca  maka tidak usah ada yang mendorong untuk membaca, maka ia akan mencari buku sendiri untuk dibacanya. Motif intrinsik juga diartikan sebagai motivasi yang pendorongnya ada kaitannya langsung dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam tujuan pekerjaan itu sendiri. Missal : Seseorang tekun untuk menjalankan ibadah karena ingin mengharap ridha dari Allah SWT bukan yang lainnya.
2.  Motivasi Ekstrinsik yaitu motivasi yang datang karena adanya perangsang dari luar, seperti seseorang yang mau menjalankan ibadah atau  aktivitas keberagamaan karena stimulus-stimulus dari luar. Misalnya malu dengan teman, takut pada orang tua atau ingin menarik simpati orang lain, dll. Motivasi ekstrinsik ini juga diartikan sebagai motivasi yang pendorongnya tidak ada hubungan dengan nilai yang terkandung dalam suatu pekerjaan.

Tapi jika melihat kajian tentang manusia bahwa manusia itu hanya terdiri dari dua unsur yaitu fisik dan psikis. Maka pembagian motivasi cukup ada dua motivasi biologis dan motivasi psikologis yang mencakup motivasi spiritual. Memang psikologis spiritual yang cenderung dilupakan oleh para psikologis modern, padahal dalam keseharian dirasakan.

Seperti diungkapkan Lindzy, dorongan yang berhubungan dengan aspek spiritual dalam diri manusia selalu ada, seperti dorongan untuk beragama, kebenaran dan keadilan, benci terhadap kejahatan, kebatilan. Menurut Maslow kebutuhan spiritual manusia merupakan kebutuhan alami yang  integritas  perkembangan dan kematangan kepribadian individu sangat tergantung pada pemenuhan kebutuhan tersebut.


0 Response to "Definisi Motivasi"

Posting Komentar