Self-Efficacy merupakan salah satu faktor personal yang menjadi perantara tau mediator dalam interaksi antara faktor perilaku dan faktor lingkungan. Self-Efficacy dapat menjadi penentu keberhasilan performansi dan pelaksanaan pekerjaan. Self-Efficacy juga sangat mempengaruhi pola pikir, reaksi emosional, dalam membuat keputusan.
Efikasi diri tidak boleh dikacaukan dengan penilaian tentang konsekuensi yang akan dihasilkan dari sebuah perilaku, tetapi akan membantu menentukan hasil yang diharapkan. Kepercayaan diri pada individu akan membantu mencapai keberhasilan.
Reivich & Shatte yang dikutip Rachel Jackson Efikasi Diri adalah hasil dari pemecahan masalah yang berhasil. Self- Efficacy merepresentasikan sebuah keyakinan bahwa kita mampu memecahkan masalah yangkita alami dan mencapai kesuksesan.
Self-efficacy adalah perasaan kita bahwa kita efektif dalam dunia. Telah dihabiskan banyak waktu untuk mendiskusikan tentang self-efficacy, karena melihat betapa pentingnya hal tersebut dalam dunia nyata. Dalam pekerjaan, orang yang memiliki keyakinan terhadap kemampuan mereka untuk memecahkan masalah, muncul sebagai pemimpin, sementara yang tidak percaya terhadap kemampuan diri mereka menemukan diri mereka “hilang dalam orang banyak”. Mereka secara tidak sengaja memperlihatkan keraguan mereka, dan teman mereka mendengar, dan belajar untuk mencari nasehat dari yang lainnya.
Pengertian-pengertian tersebut memberikan pemahaman kepada peneliti bahwa Self-Efficacy adalah sebuah keyakinan subjektif individu untuk mampu mengatasi permasalahan-permasalan atau tugas, serta melalukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
![]() |
Efikasi Diri |
Sumber Efikasi Diri
Bandura menyatakan bahwa Self-Efficacy dapat diperoleh, dipelajari dan dikembangkan dari empat sumber informasi. Di mana pada dasarnya keempat hal tersebut adalah stimulasi atau kejadian yang dapat memberikan inspirasi atau pembangkit positif (positive arousal) untuk berusaha menyelesaikan tugas atau masalah yang dihadapi. Hal ini mengacu pada kosep pemahaman bahwa pembangkitan positif dapat meningkatkan perasaan atas Self -Efficacy (Bandura, dalam Lazarus et.al., 1980:109). Adapun sumber-sumber Self-Efficacy tersebut:
Pertama, Enactive attainment and performance accomplishment (pengalaman keberhasilan dan pencapaian prestasi), yaitu sumber ekspektasi Self-Efficacy yang penting, karena berdasar pengalaman individu secara langsung. Individu yang pernah memperoleh suatu prestasi, akan terdorong meningkatkan keyakinan dan penilaian terhadap Self-Efficacy-nya. Pengalaman keberhasilan individu ini meningkatkan ketekunan dan kegigihan dalam berusaha mengatasi kesulitan, sehingga dapat mengurangi kegagalan.
Kedua, Vicarious experience (pengalaman orang lain), yaitu mengamati perilaku dan pengalaman orang lain sebagai proses belajar individu. Melalui model ini Self-Efficacy individu dapat meningkat, terutama jika ia merasa memilikikemampuan yang setara atau bahkan merasa lebih baik dari pada orang yang menjadi subyek belajarnya. Ia akan mempunyai kecenderungan merasa mampu melakukan hal yang sama. Meningkatnya Self-Efficacy individu ini dapat meningkatkan motivasi untuk mencapai suatu prestasi. Peningkatan Self-Efficacy ini akan menjadi efektif jika subyek yang menjadi model tersebut mempunyai banyak kesamaan karakteristik antara individu dengan model, kesamaan tingkat kesulitan tugas, kesamaan situasi dan kondisi, serta keanekaragaman yang dicapai oleh model.
Ketiga, Verbal persuasion (persuasi verbal), yaitu individu mendapat bujukan atau sugesti untuk percaya bahwa ia dapat mengatasi masalah-masalah yang akan dihadapinya. Persuasi verbal ini dapat mengarahkan individu untuk berusaha lebih gigih untuk mencapai tujuan dan kesuksesan. Akan tetapi Self- Efficacy yang tumbuh dengan metode ini biasanya tidak bertahan lama, apalagi kemudian individu mengalami peristiwa traumatis yang tidak menyenangkan.
Keempat, Physiological state and emotional arousal (keadaan fisiologis dan psikologis). Situasi yang menekan kondisi emosional dapat mempengaruhi Self-Efficacy. Gejolak emosi, goncangan, kegelisahan yang mendalam dan keadaan fisiologis yang lemah yang dialami individu akan dirasakan sebagai suatu isyarat akan terjadi peristiwa yang tidak diinginkan, maka situasi yang menekan dan mengancam akan cenderung dihindari.
Empat hal tersebut dapat menjadi sarana bagi tumbuh dan berkembangnya Self-Efficacy satu individu. Dengan kata lain Self-Efficacy dapat diupayakan untuk meningkat dengan membuat manipulasi melalui empat hal tersebut.
Komponen Efikasi Diri
Bandura mengungkapkan bahwa perbedaan Self-Efficacy pada setiap individu terletak pada tiga komponen, yaitu magnitude, strength dan generality. Masing-masing mempunyai implikasi penting di dalam performansi, yang secara lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut:
Pertama, Magnitude (tingkat kesulitan tugas), yaitu masalah yang berkaitan dengan derajat kesulitan tugas individu. Komponen ini berimplikasi pada pemilihan perilaku yang akan dicoba individu berdasar ekspektasi efikasi pada tingkat kesulitan tugas. Individu akan berupaya melakukan tugas tertentu yang ia persepsikan dapat dilaksanakannya dan ia akan menghindari situasi dan perilaku yang ia persepsikan di luar batas kemampuannya.
Kedua, Strength (kekuatan keyakinan), yaitu berkaitan dengan kekuatan pada keyakinan individu atas kemampuannya. Pengharapan yang kuat dan mantap pada individu akan mendorong untuk gigih dalam berupaya mencapai tujuan, walaupun mungkin belum memiliki pengalaman–pengalaman yang menunjang. Sebaliknya pengharapan yang lemah dan ragu -ragu akan kemampuan diri akan mudah digoyahkan oleh pengalaman-pengalaman yang tidak menunjang.
Ketiga, Generality (generalitas), yaitu hal yang berkaitan cakupan luas bidang tingkah laku di mana individu merasa yakin terhadap kemampuannya. Individu dapat merasa yakin terhadap kemampuan dirinya, tergantung pada pemahaman kemampuan dirinya yang terbatas pada suatu aktivitas dan situasi tertentu atau pada serangkaian aktivitas dan situasi yang lebih luas dan bervariasi.
Jadi perbedaan efikasi diri (Self-Efficacy) pada setiap individu terletak pada tiga komponen, yaitu (1) magnitude, (tingkat kesulitan tugas), yaitu masalah yang berkaitan dengan derajat kesulitan tugas individu, (2) Strength (kekuatan keyakinan), yaitu berkaitan dengan kekuatan pada keyakinan individu atas kemampuannya, dan (3) generality (generalitas), yaitu hal yang berkaitan cakupan luas bidang tingkah laku di mana individu merasa yakin terhadap kemampuannya.
Demikianlah uraian mengenai definisi efikasi diri yang dikemukakan oleh para ahli, semoga apa yang kami tulis ini dapat membawa manfaat bagi para pembaca sekalia, terima kasih atas kunjungannya.
0 Response to "Definini Efikasi Diri (Self Efficacy)"
Posting Komentar